RANCANGCITRA.COM – Kisah pernikahan viral Mbah Tarman di Pacitan dengan mahar 3M, yang belakangan santer diisukan sebagai mahar 3M palsu, telah menjadi episentrum drama sosial paling hangat. Terlepas dari validitas cek fantastis tersebut, jika nominal 3 milyar itu benar-benar diwujudkan menjadi sebuah hunian, seperti apa konkretnya sebuah rumah 3 milyar di era sultan digital ini? Mari kita bedah rancang citranya.
Angka 3M adalah gerbang menuju kasta arsitektur premium. Bukan lagi rumah minimalis biasa, rumah 3 milyar ini akan menjelma menjadi rumah berkonsep Modern Tropis Kontemporer. Di Pacitan atau area pinggiran kota, dana ini sanggup membangun hunian mewah dua lantai dengan Luas Bangunan (LB) mencapai 250-350 m², berdiri di atas Luas Tanah (LT) yang lapang, sekitar 300-500 m².
Desain fasad rumah ini akan didominasi oleh garis-garis tegas, dinding berlapis batu alam, dan penggunaan material kaca tempered yang masif untuk memaksimalkan cahaya alami. Kesan “rumah sultan” hadir dari ceiling tinggi, pintu masuk megah, dan carport yang mampu menampung minimal tiga mobil, terlindungi di bawah atap baja ringan berkualitas tinggi.
Memasuki interior, keajaiban tata ruang akan menyambut. Ruang tamu dan ruang keluarga mengadopsi konsep open-plan yang terintegrasi, menciptakan kesan lapang dan bebas sekat. Lantai akan dilapisi marmer atau granit impor, memantulkan kemewahan, dengan aksen dinding panel kayu yang menciptakan tekstur hangat, jauh dari kesan minimalis murahan.
Kamar tidur utama (Master Bedroom) di rumah 3 milyar ini adalah sebuah suite pribadi. Ia dilengkapi walk-in closet berukuran studio mini, serta kamar mandi dalam dengan bathtub berdiri bebas dan shower screen kaca, layaknya hotel bintang lima. Setiap detail didesain untuk kenyamanan dan privasi maksimal sang pemilik.
Tak hanya ruang domestik, fasilitas rekreatif menjadi keniscayaan. Dengan anggaran tersebut, sebuah kolam renang kecil bertema plunge pool atau jacuzzi di area belakang rumah adalah hal yang realistis. Ditambah lagi, taman indoor yang menyatu dengan ruang makan, memastikan sirkulasi udara yang segar dan nuansa resort pribadi.
Namun, di balik kemewahan ini, ada pesan mendalam. Kisah mahar Mbah Tarman, baik asli atau mahar 3m palsu, mengingatkan kita bahwa arsitektur sejati adalah tentang nilai, bukan sekadar harga. Sebuah rumah harusnya menawarkan kenyamanan dan kejujuran, bukan sekadar ilusi kemewahan yang rawan skandal.
Pada akhirnya, rumah 3M yang sesungguhnya adalah cetak biru kualitas: fondasi yang kokoh, material berkelas, dan desain yang abadi. Ini adalah perwujudan aset yang menenangkan, jauh dari sensasi semu media sosial. Membangun dengan 3 milyar adalah memilih warisan, bukan sekadar mencari perhatian publik semata.***