Uji Terowongan Samarinda: Gegara Struktur Rumah Warga Rusak Parah, Ko Bisa??

images (1)

RANCANGCITRA.COM – Di tengah euforia pembangunan infrastruktur megah, kabar getir datang dari Samarinda. Proyek ambisius Terowongan Samarinda yang digadang-gadang jadi solusi macet, kini justru menimbulkan duka. Rumah-rumah warga di kawasan sekitar, khususnya di Kelurahan Sungai Dama, dilaporkan mengalami kerusakan parah, retak-retak, bahkan lantainya bergelombang.

Penyebabnya mengerikan: aktivitas uji tiang pondasi atau Pile Dynamic Analyzer (PDA) Test. Getaran keras dari pukulan hammer seberat 6 ton yang dilakukan pada malam hari dilaporkan terasa hingga menggetarkan bangunan. Sungguh ironi, proyek yang seharusnya membawa kemajuan malah memicu kekhawatiran dan ancaman bagi tempat tinggal masyarakat.

Warga setempat, yang rumahnya berdekatan langsung dengan titik uji, mengaku merasakan getaran yang kuat dan berulang. Ibu Risma, salah seorang warga, menceritakan bagaimana dinding dan keramik rumahnya retak, bahkan ada laporan pintu yang sempat terangkat. Peristiwa ini bukan hanya merusak fisik bangunan, tetapi juga mengoyak rasa aman dan ketenangan warga.

Secara teknis, kerusakan ini menguak persoalan mendasar: kehati-hatian dalam konstruksi. Uji beban fondasi adalah prosedur standar, namun jika tidak diimbangi dengan analisis mitigasi getaran yang akurat, terutama di area padat penduduk, risikonya fatal. Ini memunculkan pertanyaan besar tentang akurasi perencanaan dan audit Amdal proyek strategis ini.

Keluhan warga yang menolak tawaran kompensasi senilai Rp5 juta semakin memanas. Bagi mereka, angka itu jauh dari cukup untuk memulihkan kerusakan struktural yang bersifat permanen. Tuntutan mereka sederhana namun mendasar: perbaikan total, ganti rugi yang layak, atau bahkan pembebasan lahan untuk rumah yang rusak parah.

Pihak kontraktor dan Pemerintah Kota Samarinda telah merespons. Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menyampaikan permohonan maaf dan berjanji akan bertanggung jawab penuh atas seluruh kerusakan. Dinas PUPR pun memastikan bahwa metode uji pukul telah dihentikan dan akan diganti dengan metode statis yang lebih aman.

Langkah ini patut diapresiasi, namun trauma dan kerugian materi yang diderita warga harus segera ditangani secara adil. Keretakan pada dinding dan lantai menunjukkan adanya pergeseran tanah yang serius, memerlukan evaluasi teknik komprehensif, bukan sekadar penambalan kosmetik. Integritas struktur bangunan warga harus dipulihkan sepenuhnya.

Kasus proyek terowongan Samarinda ini harus menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pengembang infrastruktur. Pembangunan untuk kepentingan publik tidak boleh mengorbankan keselamatan dan kesejahteraan warga di sekitarnya. Transparansi, mitigasi risiko yang ketat, dan tanggung jawab sosial adalah fondasi yang wajib ditegakkan, lebih kokoh dari beton terowongan mana pun.***

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top