
RANCANGCITRA.COM – Kasus teras SDN Bendo 1 Blitar yang ambruk hanya berselang seminggu setelah selesai pengerjaan adalah tamparan keras di wajah dunia konstruksi kita. Proyek senilai Rp152 juta ini seharusnya menjadi fasilitas pendidikan yang aman, bukan monumen kegagalan struktural yang mengancam nyawa. Ini bukan sekadar insiden, ini adalah representasi dari fenomena “baru dibangun langsung ambruk” yang kian menjadi tren memilukan.
Peristiwa ini menyoroti akar permasalahan paling krusial: Kualitas. Anggota dewan menyebut konstruksi teras tersebut “seperti ditempel-tempel saja,” sebuah diksi yang tajam menggambarkan minimnya integritas struktural. Bagaimana bisa anggaran ratusan juta rupiah menghasilkan bangunan yang tidak mampu bertahan melawan gravitasi dalam hitungan hari?
Dari sudut pandang arsitektur dan struktur, teras yang ambruk ini menunjukkan tiga dosa utama. Pertama, kegagalan dalam perencanaan beban. Apakah perhitungan berat rangka atap Galvalum dan genteng sudah benar-benar sesuai dengan kemampuan dinding lama yang dijadikan tumpuan?
Kedua, adanya dugaan fatal dalam detail sambungan dan pemilihan material. Rangka atap yang roboh seringkali disebabkan oleh sambungan yang tidak memenuhi standar teknis, atau penggunaan material “tipis” yang tidak sesuai spesifikasi perencana. Desain arsitektur yang baik haruslah dieksekusi dengan material yang bertanggung jawab.
Informasi awal menyebutkan adanya permintaan untuk menghilangkan pilar penyangga dari desain awal. Jika ini benar, maka terjadi degradasi fatal terhadap integritas struktural. Pilar adalah elemen vital penopang vertikal; menghilangkannya sama dengan sengaja meniadakan kekuatan utama struktur.
Keputusan menghilangkan pilar, jika benar, menunjukkan kegagalan komunikasi dan koordinasi antara perencana, pengawas, dan pelaksana. Struktur tidak bisa dinegosiasikan dengan alasan estetika atau kemudahan. Tanggung jawab arsitek dan insinyur sipil adalah menjaga keselamatan, titik.
Publik menuntut transparansi. Proyek rehabilitasi sekolah seharusnya menjadi investasi terbaik negara untuk masa depan. Ketika kualitas diabaikan, yang dikorbankan bukan hanya anggaran, tetapi juga rasa aman dan nyawa anak-anak kita. Ini adalah isu kemanusiaan dan etika profesi yang tidak bisa dianggap remeh.
Kita harus menghentikan fenomena ini. Perlu audit menyeluruh terhadap desain, kualitas material, dan pengawasan proyek pendidikan. Sekolah adalah masa depan, jangan biarkan dibangun di atas fondasi yang rapuh. Kita tunggu pertanggungjawaban dari semua pihak yang terlibat.***
