Bukan Sekadar Estetika: Membongkar Rahasia Desain Brutalist yang Kembali Populer di Kalangan Gen Z

image 2025 09 27 15 36 13.png (2)

RANCANGCITRA.COM – Di tengah maraknya desain serba “clean” dan minimalis, ada satu gaya yang kembali mencuri perhatian generasi muda: Brutalist architecture. Kasar, jujur, dan penuh karakter Brutalism seperti antitesis dari estetika serba halus. Ia menolak kemewahan, menentang dekorasi, dan berdiri tegak dengan kebanggaan pada kekasaran materialnya. Kini, gaya ini justru terasa relevan bagi Gen Z yang haus keaslian dan kejujuran visual.

Istilah The Brutalist berasal dari kata béton brut yang berarti “beton mentah.” Gaya ini menampilkan material apa adanya: permukaan beton kasar, bentuk geometris besar, dan struktur yang terasa berat. Tapi di balik tampilannya yang garang, brutalism adalah pernyataan kejujuran arsitektur tak ada kepalsuan, tak ada topeng.

Tren brutalist design kini bangkit lagi di dunia digital dan arsitektur urban. Di Instagram dan Pinterest, gaya ini menjadi simbol “anti-establishment aesthetic.” Banyak kafe, kantor kreatif, hingga galeri di kota besar mulai mengadopsi elemen brutalist dari dinding beton ekspos hingga pencahayaan kontras yang dramatis. Kesannya: berani, jujur, dan otentik.

Bangunan-bangunan brutalist di masa lalu, seperti brutalist soviet architecture, dulu dianggap kaku dan menindas. Namun kini, generasi muda melihatnya dari kacamata berbeda: fungsional, monumental, dan memiliki jiwa. Ada rasa nostalgia terhadap masa ketika arsitektur berani bicara tanpa harus “cantik.”

Brutalist house modern memadukan kekasaran beton dengan unsur hangat seperti kayu atau tanaman tropis. Kontras itu justru menciptakan harmoni baru keras di luar, lembut di dalam. Bagi banyak arsitek muda, gaya ini adalah bentuk perlawanan terhadap estetika “insta-perfect” yang terlalu dikurasi.

Dalam konteks urban, brutalist building menjadi simbol ketegasan di tengah kota yang serba mengkilap. Ia menolak untuk berbaur, tapi justru itulah daya tariknya. Arsitektur brutalist adalah bentuk ekspresi kepribadian yang kuat: jujur, tanpa kompromi, dan tak takut terlihat “kasar.”

Sementara itu, brutalist artinya bukan hanya tentang beton, tapi tentang sikap: keberanian menampilkan struktur tanpa polesan. Gaya ini berbicara tentang keotentikan, sesuatu yang sangat dirindukan di era digital yang penuh filter dan kepalsuan visual.

Brutalism bukan nostalgia semata ia adalah refleksi zaman. Di tangan Gen Z, gaya ini bukan sekadar estetika, tapi manifesto: bahwa keindahan bisa lahir dari ketegasan, dan kejujuran adalah bentuk kemewahan baru dalam dunia desain. ***

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top